Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 4 Sekolah Kita
Bahasa Indonesia · Bab 4 Sekolah Kita
Suci

24/08/2021 13:02:41

SMP 9 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Sekolah

Kita

Bab

IV

Pendahuluan

Suatu waktu, sekolahmu menyelenggarakan kegiatan istimewa,

sayang sekali kalau kalian tidak melaporkan kegiatan tersebut.

Melaporkan kegiatan akan kembali dibahas pada bab ini. Selain

itu, kalian pun akan belajar menyunting keefektifan kalimat laporan.

Bab ini pun akan mengajak kalian menyelami nilai-nilai kehidupan

dalam cerpen kemudian menceritakan kembali isi cerpen.

Sumber: Dokumen Penerbit

64

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Melaporkan kegiatan sekolah

• membaca laporan kegiatan kreasi

seni sekolah

• Menuliskan urutan laporan pada

kolom berdasarkan 5W dan 1 H

Bab IV

Sekolah Kita

Menyunting keefektikfan

kalimat

• Memahami ketidakefektifan

kalimat laporan dengan ciri-

cirinya

• Berlatih menyunting kalimat

berdasarkan keefektifan

kalimat

Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen

• membaca cerpen yang kaya akan

nilai-nilai kehidupan

memahami nilai-nilai kehidupan

dalam cerpen yang tersirat dan

tersurat.

• menentukan nilai-nilai kehidupan

dalam cerpen yang telah dibacanya

Menceritakan isi cerpen

• membaca cerpen

menceritakan kembali isi

cerpen sesuai pemahaman

dengan gaya sendiri.

Bab IV

Sekolah Kita

65

Hari sudah siang, tetapi halaman SMP Teladan masih terlihat ramai. Lapangan upacara

yang biasanya lengang, kini ramai dipenuhi puluhan tenda. Di dalam tenda beragam karya

seni dan kerajinan tangan digelar. Ada kriya, lukisan, bunga-bunga buatan tangan, aksesoris

unik, dan kerajinan tradisional lainnya. SMP teladan sedang menyelenggarakan “Pesta

Kreativitas”.

Di antara kerumunan orang, Zahara, siswa SMP teladan kelas IX yang tergabung di

radio sekolah sibuk memburu berita, melaporkan kegiatan “Pesta Kreativitas”. Berikut

laporannya.

“Sahabat Teladan, hari ini adalah puncak acara “Pesta Kreativitas” SMP kita tercinta.

Setelah satu minggu pameran kreativitas dan lomba-lomba kreativitas digelar, pada hari

ini, Sabtu menjelang malam Minggu, akan ada beberapa rangkaian acara menarik untuk

sahabat teladan ikuti. Nah, agar informasi lebih jelas dan lengkap, kita tanyakan langsung

konsep acara puncak itu kepada Danang Budiansyah, ketua pelaksana kegiatan ini.

Zahara

:

“Nang, apa saja acara puncak ‘Pesta Kreativitas’ hari ini?”

Danang :

“Hari ini masih ada bazar dan pameran kreativitas, tetapi dibuka sampai

pukul 22.00. Pukul 18.30 ada pertunjukan seni dan kreativitas. Ada

pertunjukan tarian tradisional, musikalisasi puisi, kabaret, dan calung.”

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapatmelaporkan secara lisan berbagai peristiwa

dengan menggunakan kalimat yang jelas.

A. MELAPORKAN KEGIATAN SEKOLAH

Sumber: Dokumen Penerbit

66

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Zahara

:

“Wah, nampaknya akan sangat seru, ya!”

Danang :

”Ya, memang, selain itu kami juga akan menampilkan pertunjuka angklung

massal oleh 100 siswa SMP Teladan.”

Zahara

:

“Wow! kami tidak sabar ingin menonton pertunjukan itu! Bagaimana

persiapannya?”

Danang :

“Persiapan pertunjukan angklung ini dilakukan selama tiga bulan.”

Zahara

:

“Kalau persiapan keseluruhan acara?”

Danang :

“Kami mempersiapkannya selama enam bulan, dengan bimbingan Kepala

Sekolah dan Wakasek Kesiswaan.”

Zahara

:

“Adakah penampil tamu nanti malam?”

Danang :

“Oh ada, tarian saman akan ditampilkan kakak-kakak dari SMA Sukma,

kemudian parade perkusi dimainkan ‘Tim Perkusi Gandeng’ yang sudah

terkenal itu.”

Zahara

:

“Mengapa dua penampil tamu itu yang dipilih?”

Danang :

“Kakak-kakak dari SMA Sukma kemarin menjuarai lomba tari saman

nasional, sedangkan ‘Tim Perkusi Gandeng’ kami pilih selain kualitas

permainannya, beberapa personil ialah alumni SMP Teladan.”

Zahara

:

“Oke Danang, selamat dan sukses ya atas acaranya. Nah, sahabat teladan,

jangan lupa, berbondong-bondonglah datang ke Pesta Kreativitas SMP

Teladan, mulai sekarang dan acara puncak nanti pada pukul 18.30!”

Nah, bagaimana, menarik bukan laporan yang disampaikan Zahara? Apakah di

sekolahmu juga pernah digelar pesta kreativitas atau sejenisnya? Tenang, jika belum pernah,

maka kalian bisa melaporkan kegiatan lainnya. Namun, sebelum membuat laporan sendiri,

berlatihlah menyusun laporan sesuai laporan Zahara di atas!

Tuliskanlah urutan laporan Zahara di atas berdasarkan kolom berikut!

Dalam menyusun sebuah laporan, bagian pembuka, isi dan penutup haruslah jelas

agar pendengar tidak keliru dengan isi laporan. Bagian pembuka laporan, berisi penjelasan

awal, apa yang hendak kalian laporkan. Bagian isi adalah inti laporan yang kalian sampaikan.

Oleh karena itu, agar lebih terurut. Laporan disusun berdasarkan pertanyaan 5 W dan 1

H yang telah kalian pelajari pada bab seleumnya. Nah, pada bagian penutup, kalian harus

menutup laporan tersebut dengan kalimat penguat atau simpulan singkat kegiatan atau

peristiwa yang kalian laporkan tadi.

L

atihan 4.1

Bab IV

Sekolah Kita

67

Pembuka Laporan

Isi Laporan

Apa

Kapan

Di mana

Siapa

Mengapa

Bagaimana

Penutup Laporan

Ayo membuat laporan!

(a) Pilihlah kegiatan di sekolahmu yang bisa kalian laporkan, misalnya kegiatan ulangan

umum, upacara bendera, kegiatan olahraga, kegiatan kesenian, kegiatan studi wisata,

dan kegiatan lainnya yang terjadi di sekolahmu!

(

b) Tuliskanlah butir-butir utama yang akan kalian laporkan untuk mempermudah laporan

lisanmu!

(c) Laporkanlah kegiatan tersebut di depan kelas dengan bahasa yang jelas dan lugas!

L

atihan 4.2

Sumber: Dokumen Penerbit

68

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Zahara, temanmu yang reporter radio dari SMP Teladan tadi, akan melaporkan inti

kegiatan ‘Pesta Kreativitas’ secara tertulis sebagai arsip radio sekolah. Begini tulisannya,

Berhubung kemarin Sabtu, 1 s.d. 7 Mei 2007 telah terlaksananya kegiatan

‘Pesta Kreativitas’. Dalam pada acara itu ada kegiatan pameran, acaranya

dimulai dari pukul 08.00 s.d. 17.00. Pada hari puncak acara, kegiatan dimulai

pukul 08.00 s.d. 22.00. Pada acara puncak selain kegiatan pameran seni, digelar

pula daripada malam kreativitas. Malam kreativitas menggelar beragam acara

kesenian-kesenian. Parade kesenian dibuka secara meriah oleh Tim Perkusi

Gandeng, dilanjutkan musikalisasi puisi, kabaret, parade angklung dan tarian-

tarian tradisional seperti saman, jaipong, kecak, juga tari piring. Selain itu, dalam

acara itu juga dimeriahkan oleh parade humor rakyat, yakni calung, ludruk dan

ketoprak humor. Acara ‘Pesta Kreativitas’ SMP Teladan semakin meriah ketika

acara ditutup dengan pesta kembang api. Danang, yang menjabat sebagai

ketua pelaksana menegaskan, bahwa kegiatan serupa akan digelar setiap tiga

tahun sekali.

Setujukah kalian jika kalimat-kalimat yang dituliskan oleh Zahara tadi adalah kalimat

yang tidak efektif? Apakah itu kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang secara

tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya. Selain itu, sebuah kalimat disebut

efektif jika mengemukakan pemikiran yang sama tepat antara pembaca dan penulism atau

antara pendengar dan pembicara. Oleh karena itu, sebuah kalimat disebut efektif jika

memiliki beberapa kriteria berikut ini:

1. Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas

Subjek adalah pelaku perbuatan dalam sebuah kalimat, sedangkan predikat adalah

perilaku, pekerjaan, atau perbuatan dalam kalimat tersebut. Misalnya pada kalimat:

Andika menonton pertandingan sepak bola

.

Andika adalah pelaku dalam kalimat tersebut, sehingga Andika berfungsi sebagai

Subjek

. Menonton dalam kalimat tersebut berfungsi sebagai

Predikat

, karena merupakan

perilaku atau perbuatan dalam kalimat.

B . MENYUNTING KALIMAT DALAM LAPORAN

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat menyunting karangan dengan berpedoman

pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan

kebulatan wacana.

Bab IV

Sekolah Kita

69

Contoh dalam tulisan Zahara pada kalimat pertama menunjukkan ketiadaan subjek

dan ketidakjelasan predikat.

1.

Kemarin Sabtu, 1 s.d. 7 Mei 2007 telah terlaksananya kegiatan ‘Pesta Kreativitas’.

Kalimat di atas akan menjadi efektif jika subjek dan predikat kalimat tersebut diperjelas

menjadi:

1.

Kemarin Sabtu, 1 s.d. 7 Mei 2007,

SMP Teladan menyelenggarakan

kegiatan

pesta kreativitas.

Subjek

:

SMP Teladan

Predikat :

menyelenggarakan

2. Keefektifan kata depan

Dalam sebuah kalimat efektif, penggunaan kata depan pun harus tepat. Berikut contoh

penggunaan kata depan yang kurang tepat:

2.

Dalam pada

acara itu ada kegiatan pameran, acaranya dimulai dari pukul 08.00 s.d.

17.00.

seharusnya

2.

Dalam

acara itu ada kegiatan pameran, acaranya dimulai dari pukul 08.00 s.d. 17.00.

pada kalimat berikut

3.

Pada acara puncak selain kegiatan pameran seni, digelar pula

daripada

malam

kreativitas.

seharusnya

3.

Pada acara puncak selain kegiatan pameran seni, digelar pula malam kreativitas.

pada kalimat berikut

4.

Selain itu,

dalam

acara itu juga dimeriahkan oleh parade humor rakyat, yakni calung,

ludruk dan ketoprak humor.

seharusnya

4.

Selain itu, acara itu juga dimeriahkan oleh parade humor rakyat, yakni calung, ludruk

dan ketoprak humor.

3. Kehematan kata

Pada kalimat efektif, kalimat pun tidak boros kata, tetapi tidak mengurangi makna.

Berikut contohnya:

70

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

L

atihan 4.3

5.

Malam kreativitas menggelar

beragam acara kesenian-kesenian

.

seharusnya

5.

Malam kreativitas menggelar beragam acara kesenian.

atau

5.

Malam kreativitas menggelar acara kesenian-kesenian.

atau contoh berikut

6.

Danang,

yang menjabat sebagai

ketua pelaksana menegaskan, bahwa kegiatan

serupa akan digelar setiap tiga tahun sekali.

seharusnya

6.

Danang, ketua pelaksana menegaskan bahwa kegiatan serupa akan digelar setiap

tiga tahun sekali.

Suntinglah kalimat-kalimat berikut sehingga menjadi kalimat yang efektif!

1.

Di halaman sekolah, banyak sekali anak-anak kelas XII berkumpul.

2.

Terima kasih atas perhatiannya.

3.

Seluruh hadirin dimohon berdiri!

4.

Berhubung dengan pelaksanaan kegiatan itu diundur, kepala sekolah tidak bisa

menerima.

5.

Dalam rumah itu baru saja dibangun.

6.

Pidato Ibu Moli panjang sekali, lebih daripada satu jam.

7.

Pak Wahyu mengajar bahasa Indonesia di sekolah kami.

8.

Ayahnya sering pulang pukul 02.00 dini hari dalam keadaan lelah.

9.

Dalam pada pertandingan basket antar kelas itu terjadi persiangan yang sangat ketat.

10. Wah, Indra memang luar biasa sangat pandai sekali!

Bab IV

Sekolah Kita

71

Suntinglah tulisan laporan teman sebangkumu, berdasarkan keefektifan kalimatnya!

Untuk apa karya sastra dibuat? Untuk dinikmati? Hanya sekadar untuk dibaca?

Tentu tidak. Karya sastra, baik itu cerpen, novel, puisi, atau drama, dibuat tidak hanya

sekadar menjadi bacaan pelepas lelah dan pelipur lara semata. Karya-karya itu dibuat

sebagai cermin nilai dalam kehidupan. Ya, agar kita semua dapat mengambil hikmah dari

setiap peristiwa atau kejadian yang ditawarkan oleh sebuah karya sastra.

Oleh karena itu, karya sastra yang baik, adalah karya sastra yang sarat akan nilai-

nilai kehidupan, memiliki misi untuk disampaikan, tentu saja, dengan bahasa yang indah,

dalam format yang berkias. Nah, kita pun seolah mendapatkan pelajaran moral yang

berkesan setelah membaca karya sastra.

Begitu pula dalam sebuah cerpen, cerpen yang baik adalah cerpen yang sarat akan

nilai-nilai yang baik dalam kehidupan. Nasihat yang bijak, tentu tidak aka terkesan menggurui

jika disampaikan dalam bentuk cerita.

Nah, cerpen berjudul

T

ikus di Warung Soto

karya Wiyantono ini termasuk cerpen

yang sarat akan nilai-nilai kehidupan. Bacalah dengan seksama!

Tikus di Warung Soto

Karya Wiyantono

M

asa kanak-kanak kami adalah keindahan. Aku dan Gunawan berkawan

akrab. Keakraban yang sebenarnya bisa terganjal oleh perbedaan status sosial.

Aku anak tukang kayu, sedangkan ayah Gunawan seorang camat. Namun kami

tak pernah terusik perbedaan itu. Dan itulah yang kusebut sebagai keindahan.

Dongeng-dongeng yang dituturkan kakekku maupun eyangnya Gunawan

menambah indah masa kanak-kanak kami. Kukatakan sebagai keindahan

karena dongeng-dongeng itu menyadarkan kami betapa akan kesetaraan manusia

dan keutuhan antar insan yang tidak perlu dikotak-kotak oleh perbedaan

manusiawi.

L

atihan 4.4

C . NILAI-NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-

cerpen dalam satu buku.

L

atihan 4.5

72

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Di suatu sore kakekku mendongeng tentang singa dan tikus. Seekor singa

beristirahat dengan tenang di tengah hutan. Lalu datang seekor tikus

mendekatinya. Tikus bermain riang dan mengusik ketenangan singa. Hampir

saja singa menerkam tikus setelah keberangannya memuncak. Namun, niat itu

urung. Singa sadar, sebagai binatang besar tidak pantas menyakiti binatang

sekecil tikus. Dan tikus pun terus bermain loncat-loncatan dalam kegirangan,

sementara singa bisa tidur mendengkur.

Di lain hari singa terperosok ke semak belukar. Rambutnya terjerat dan

melilit pekat di semak. Ia meraung-raung untuk lepas dari jeratan, namun

rambutnya tetap kuat melilit di semak. Raungannya di dengar tikus. Dan tikus

pun langsung memberi pertolongan. Dengan kelancipan moncong dan ketajaman

gigi kecilnya, tikus memotong rambut singa yang terjerat. Tak lama kemudian

singa bisa bebas dari jeratan semak belukar, meski harus kehilangan bagian

rambut indahnya.

Dongeng serupa juga dibeberkan eyangnya Gunawan di lain kesempatan.

Bahkan disertai pesan moral untuk kami, “Jadi yang besar jangan somobong

karena merasa kuat. Sebaliknya yang kecil jangan merasa rendah diri, karena

yang kecil pun bisa menolong yang besar!”.

Keindahan masa kanak-kanak harus berakhir. Kami tumbuh mendekati

remaja. Dan kami pun harus berpisah. Gunawan mengikuti ayahnya pindah ke

kota. Di kota ia bukan lagi anak camat, tapi anak bupati. Sedangkan aku tetap

bersama orangtuaku, ayahku tetap sebagai tukang kayu, dan simbok-ku tetap

berjualan nasi pecel di pasar.

Sejak itu kami tak pernah bertemu. Setelah sunat, aku lebih banyak

membantu simbok di pasar. Aku tak punya bakat menjadi tukang kayu. Hari-

hariku lebih banyak tersita di pasar. Aku benar-benar menjadi “remaja pasar”

yang belajar berdagang.

Sampai aku menikah, tak pernah bertemu Gunawan. Kabar tentang dia

pun tak pernah kudengar. Mungkin dia sudahmenjadi priyayi di kota. Dan

wajarlah bila melupakan aku.

Kelangsungan hidupku sangat tergantung pada warung soto yang kubuka

di tepi jalan peninggalan Belanda. Warung kecil di atas tanah peninggalan Pak

De Kromo, kakak ayahku. Tanah itu cukup luas namun tidak terurus. Aku tak

perlu menyewa karena hanya memanfaatkan sebagian kecil dari keluasannya

untuk warungku yang tak lebih lima kali lima meter. Aku bersyukur, karen awarung

kecil bisa menghidupi keluargaku: istriku yang tidak bisa berdagang dan dua

anakku yang duduk di sekolah dasar.

Ketenangan rumah tanggaku terusik. Tanah Pak De Kromo dijual kepada

pengusaha dari kota. Aku pasti tergusur. Aku tak punya pandangan untuk

Bab IV

Sekolah Kita

73

memindah warung. Di pasar aku tak punya kios. Kanan kiri jalan sudah penuh

rumah, toko dan warung. Usahaku benar-benar terancam. Rumah dan tanah

warisan orangtuaku berada di tengah kampung, tak cocok untuk membuka

warung.

***

“Kita akan bersama lagi seperti masa kanak-kanak”, ucap Gunawan

kepadaku dalam pertemuan yang tak kuduga.

Kulukiskan pertemuan itu bukan hanya sebagai mukjizat. Betapa tidak?

Lebih dari 40 tahun kami berpisah. Selama itu aku tak pernah membayangkan

atau memimpikan bertemu Gunawan. Kukubur dalam-dalam kenangan indah

di masa kanak-kanak.

“Kita tetap bersama dan sama,” ucap Gunawan lagi.

“Ah, kalian priyayi. Aku jelata.”

“Jangan begitu, Kasiman. Aku bukan priyayi. Aku orang swasta seperti

kalian.”

Gunawan berkisah, usahanya di kota berkembang pesat. Sudah waktunya

diperluas sampai ke daerah-daerah. Karena itu, ia membeli tanah Pak De Kromo

untuk perluasan industri tekstilnya. Semula aku tak menduga pembeli tanah itu

Gunawan. Sewaktu tawar-menawar dilakukan Pak Edi, yang baru belakangan

ini kuketahui dia bawahan Gunawan.

“Kalian pasti menggusur warungku?”

“Ah tidak!” tandas Gunawan. “Kalian tetap boleh berjualan di situ. Tidak

semua tanah untuk bangunan pabrik. Masih kusisakan beberapa meter untuk

penjaja makanan.”

74

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

“Syukurlah, terima kasih.”

“Bersyukurlah saja. Tak usah berterima kasih. Kalian tentu masih ingat

dongeng tikus dan singa,” Gunawan menepuk pundakku. Lalu kami tertawa

riang.

Warungku bertambah ramai. Kalau biasanya Cuma menghabiskan dua ekor

ayam untuk soto, berkembang menghabiskan lima ekor ayam setiap hari. Banyak

buruh bangunan yang menggarap bangunan pabrik makan di warungku.

Setelah pabrik tekstil dioperasikan, warungku lebih ramai. Setiap hari aku

memotong delapan ekor ayam. Banyak buruh pabrik yang makan siang di

warungku. Ramai sekali. namun kehidupanku tak banyak berubah. Keuntungan

menjual soto Cuma cukup untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah kedua

anakku. Dan aku memakluminya, karena ku tidak mengambil laba terlalu besar.

Semangkok soto kujual lima retus, sudah termasuk minumnya. Harga itu sangat

cocok untuk buruh pabrik.

“Aku harus berterima kasih kepadamu, Man” kata Gunawan yang siang itu

menyempatkan mampir di warungku.

“Lho, saya bisa bantu kalian apa?”

“Sebenarnya pabrik tekstilku ini belum mapan. Beban kreditnya masih berat.

Karena itu, aku tak bisa menyejahterakan buruh, setidaknya sampai saat ini.

Uang makan untuk mereka Cuma lima ratus. Untung ada warungmu, jika tidak

usahaku pasti kacau...”

“Maksudmu?” selaku sebelum Gunawan melanjutkan ucapannya.

“Begini. Soto yang kalian jual sangat murah. Terjangkau para buruhku.

Kalau tidak ada warungmu, apsti mereka makan di warung lain, di pasar atau

terminal, yang harganya lebih mahal. Sekali makan mungkin seribu. Nah, dengan

sotomu yang murah ini buruh-buruhku tetap bisa makan dengan uang makan

yang kuberikan. Kalau warungmu tidak ada, tepatnya tidak ada warung murah,

pasti para buruh terus menerus menuntut kenaikan uang makan. Dan aku sulit

memenuhi. Tapi karena soto lima ratus inilah, mereka tidak menuntut kenaikan

uang makan. Pendeknya, kalian sudah mencegah bahkan menyelamatkan

usahaku dari tuntutan kenaikan uang makan. Begitu!”

Aku paham. “Bersyukurlah saja. Tak usah berterima kasih kepadaku. Kalian

tentu ingat singa dan tikus.” kutepuk pundak Gunawan. Lalu kami tertawa riang.

***

Tahun ini tahun Tikus. Berbagai ramalan beredar. Kata para peramal,

keadaan politik cukup seru. Ditandai kebangkitan kaum muda yang akan

menggantikan para birokrat yang sudah tua. Tahun Tikus juga akan ditandai

goyangnya kemapanan, tetapi tidak menjurus perpecahan. Sebab kegoyangan

Bab IV

Sekolah Kita

75

itu hanya masa peralihan pemegang birokrasi. Tepatnya, yang sudah tua sedikit

gusar dan goyang karena belum begitu rela kekauasaannya jatuh ke tangan

generasi penerus.

Aku juga dengar ramalan tentang bisnis. Kata para peramal, dunia usaha

akan berkembang pesat. Tahun tikus merupakan tahun kesempatan. Tuntutan

pasar kian besar dan beragam, maka tak mengherankan bila selama tahun tikus

akan ada pertumbuhan industri yang mencengangkan. Mengejutkan.

Walau tak pernah mempercayai ramalan, namun aku juga berpikir untuk

berkembang di Tahun Tikus. Aku akan bikin kejutan berupa perluasan dua

meter untuk warungku agar lebih banyak buruh yang makan siang.

Para buruh di warungku juga ramai membicarakan Tahun Tikus. Ada yang

Cuma menjadi pendengar cerita kawannya yang sok tahu tentang Tahun Tikus.

Ada yang mendebatnya. Dan ada pula yang melerai. “Buat apa berdebat tahun

tikus. Tak ada hubungannya dengan burh. Uang makan kita tak akan berubah di

tahun tikus, kelinci, singa atau tahun apa saja, sejauh bos masih pelit,” tutur si

pelerai itu.

Namun seorang yang dilerai masih tetap membicarakan tahun Tikus. Ia

berkata tandas. “Saya mendapat bocoran. Uang makan kita segera dinaikkan.

Perluasan warungku pasti tak sia-sia. Kabarnya mendekati seribu!”

Aku tersenyum mendengarnya. Kalo uang makan naik, berarti harga soto

bisa kunaikkan. Perluasan warungku pasti tak sia-sia. Untungku bisa sedikit

bertambah.

Setelah para buruh berlalu dari warungku. datang seorang perempuan.

Wajahnya cantik. Ia adalah suruhan Gunawan. “ Pak Gunawan minta dikirim

dua mangkok soto . Dan Pak Kasiman sendiri yang ahrus mengantarnya ke

ruang kerja Pak Gunawan,” tuturnya.

kerja Pak Gunawan,” tuturnya.

Aku bergegas menyiapkan dua mangkok soto. Baru kali ini aku

mendapatkan pesanan istimewa. Aku melangkah meninggalkan warung, memasuki

lorong-lorong di pabrik, dan sampailah di ruang kerja Pak Gunawan.

“Kita makan siang di sini,” sambut Gunawan setelah kuhidangkan soto di

meja kerjanya yang sudutnya penuh dengan tumpukan map dan surat.

Ada keanehan yang kurasakan. Terlebih setelah tangan gunawan

mengangkat semangkok soto dan diberikan kepadaku. “Mari kita makan,” ucap

Gunawan tanpa basa-basi.

Kusantap soto dengan penuh keheranan. Baru kali ini aku makan bersama

bos di ruang kerja ber-AC dan lantainya dilapisi karpet tebal warna coklat. Tapi

buat apa aku heran? Tiba-tiba benakku bercetus begitu. Toh Gunawan tetap

kawanku. Kami biasa makan bersama di masa kecil

76

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

“Man,” ucap Gunawan lirih selesai makan.

“Ada apa, Gun?” tanyaku setelah kulihat Gunawan mendesah beberapa

kali, keningnya berkerut dan tidak segera melanjutkan ucapannya.

“Bagaimana makan siang kita ini?” kulihat Gunawan bertanya agak gemetar

di tempat duduknya.

“Nikmat. sotoku memang enak. Ada apa? Kurang asin?”

“Ya, nikmat. Tapi sayangnya makan siang kita ini juga merupakan perpisahan

kita.”

“Lho? Kalian akan pindah? Lantas siapa yang akan mengurus pabrik di

sini?”

“Bukan pindah. Aku tetap di sini, bahkan pabrik ini akan kuperluas.”

“Lalu?”

“Perluasan tentu membutuhkan tanah ....”

“Dan warungku pasti kalian gusur?” kucoba menebak arah penuturan

Gunawan yang agak tersendat itu.

“Begitulah! Pabrik ini sudah waktunya diperluas. Sementara Pemda

mendesak aku agar menata lingkungan pabrik. Kawasan ini harus bebas dari

warung-warung kumuh.”

Deg! Jantungku seperti berhenti berdetak. Lidahku terasa kelu ketika

hendak segera bertutur. Badanku gemetar di atas kursi. Dan pandanganku agak

kabur ketika kutajamkan tatapan ke wajah Gunawan.

“Gun,” ucapku lirih. Bibirku seperti terjerat, bergetar pelan. “Kalian masih

ingat dongeng...”

“Singa dan tikus itu? Masih!”

“Tepatnya ketika tikus itu berusaha memotong rambut singa yang terjerat

di semak belukar?”

“Ya. Singa itu bebas berkat pertolongan tikus. Tapi baru sekarang aku

mengetahui bahwa sebenarnya pertolongan tikus itu bukanlah yang terbaik.”

“Maksudmu?” Kukerutkan kening.

“Sebenarnya dongeng itu masih berlanjut. Singan itu kecewa sekali karena

kehilangan rambutnya. Ia tak lagi gagah. Tak lagi berwibawa. Semua itu akibat

ulah tikus yang menolongnya. Di lain hari, menemui tikus dengan kekecewaan

yang memuncak. Singa menekan tikus aagr mengembalikan rambut indah itu.

Tapi tikus tak berdaya. Apa boleh buat? Kekecewaan singa terlampiaskan. Ia

menerkam tikus itu.”

“Tapi ... tapi dongeng kita dulu tidak berlanjut begitu?”

“Dongeng boleh diubah dan diperpanjang sesuai perjalanan waktu dan

zaman yang terus berubah,” tandas Gunawan.

Bab IV

Sekolah Kita

77

“Ooo...!” Aku beranjak meninggalkan ruang kerja Gunawan. Ku biarkan

dua mangkok tertinggal di meja singa itu. Mudah-mudahan menjadi barang antik

koleksi pribadinya.

***

Pernah dimuat di republika

Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam sebuah cerpen dapat dikategorikan menjadi

beberapa jenis:

1.

nilai agama

:

n

ilai-nilai yang didasarkan atas ajaran agama dan kitab suci;

2.

nilai moral

:

n

ilai-nilai yang didasarkan pada nilai moral masyarakat setempat

yang dianggap baik;

3.

nilai sosial

:

n

ilai-nilai yang didasarkan pada adat istiadat keumuman

masyarakat sosial setempat.

Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dikemukakan oleh pengarang dengan beragam

cara, misalnya melalui pemerian atau pendeskripsian langsung, melalui tokoh, atau melalui

dialog tokoh. Secara umu, nilai-nilai kehidupan dapat pula disampaikan secara tersurat

dan tersirat.

Tersurat, pengarang menyampaikan secara langsung nilai-nilai tersebut dalam dialog

atau pemerian. Tersirat, pengarang menyampaikan nilai-nilai tersebut secara tidak langsung,

dapat melalui karakteristik tokoh, atau pesan tak tersurat lainnya.

Perhatikanlah contoh nilai-nilai tersurat dan tersirat dalam cerpen

Tikus di Warung

Soto

berikut ini!

“Jadi yang besar jangan

sombong karena

merasa kuat. Sebaliknya

yang kecil jangan

merasa rendah diri,

karena yang kecil pun

bisa menolong yang

besar!”.

Keakraban persahabatan di

masa muda tanpa terhalang

status sosial.

Nilai moral

Tersurat

Tersirat

Nilai

78

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

L

atihan 4.6

Tujuan:

Setelah pembelajaran ini diharapkan Kalian dapat menceritakan kembali secara lisan isi cerpen.

D. MENCERITAKAN ISI CERPEN

Temukan dan tentukanlah nilai-nilai kehidupan dalam cerpen Tikus di Warung

Soto di atas!

Tersurat

Tersirat

Nilai

Bercerita, merupakan kegemaran siapa pun di dunia ini. Tidak percaya? Berapa menit

kalian berbicara dalam sehari? Wah, kalau dijumlahkan pasti lebih dari tiga jam perhari?

Itulah mengapa, kemampuan mendengarkan kita jauh lebih terbatas daripada kemampuan

berbicara. Kita lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Betulkah?

Nah, mengingat kita lebih senang berbicara, sekarang kita akan berlatih mengelola

kemampuan membaca, menyimak, dan berbicara kita. Pembicaraan yang bersumber dari

Bab IV

Sekolah Kita

79

sanad buku atau bacaan biasanya lebih berbobot dan lebih bermakna, begitu pula dengan

pembicaraan yang bersumber dari pembicaraan orang lain.

Baiklah, kita mulai pelajaran bercerita kali ini. Kita akan berlatih melalui menceritakan

kembali cerpen. Cerpen yang menjadi rujukan utama, cerpen

Tikus di Warung Soto.

Begini aturan mainnya!

1.

Bagilah siswa di kelas menjadi tiga kelompok besar, kemudian dari tiga kelompok

besar itu, bagi kembali menjadi masing-masing tiga kelompok kecil!

2.

Bagilah kisah cerpen

Tikus di Warung Soto

menjadi tiga bagian cerita!

3.

Setiap bagian cerita disampaikan oleh masing-masing kelompok kecil kepada

kelompok kecil lainnya dalam satu kelompok besar.

4.

Sampaikan cerita secara berurutan, mulai dari awal, tengah, hingga akhir.

5.

Kelompok kecil terakhir yang mendapatkan informasi dari dua cerita sebelumnya

menyampaikan keseluruhan cerita di depan kelas. Nah, pasti ada tiga versi cerita.

Adakah perbedaannya?

Bacalah sebuah cerpen di rumah, cerpen diambil dari buku kumpulan cerpen. Temukan

dan tentukanlah nilai-nilai kehidupan yang ada di dalamnya, kemudian ceritakanlah kembali

cerpen tersebut di depan kelas!

L

atihan 4.7

L

atihan 4.8

Sumber: Dokumen Penerbit

80

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Laporan kegiatan atau peristiwa di sekolah hendaknya disampaikan secara berurut.

Mulailah melaporkan dengan mengungkapkan bagian pembuka laporan, inti laporan,

dan penutup laporan.

Laporan yang disampaikan harus menggunakan kalimat seefektif mungkin. Kalimat

disebut efektif jika mewakili beberapa kriteria berikut: memiliki subjek dan predikat

yang jelas, pengggunaan kata depan yang efektif, serta kalimatnya hemat atau tidak

bertele-tele.

Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mengandung muatan nilai-nilai

kehidupan yang baik di dalamnya. Nilai-nilai kehidupan yang ada dalam karya sastra

seperti cerpen, misalnya nilai agama, nilai moral, nilai sosial atau adat istiadat.

Menceritakan kembali cerpen kepada orang lain merupakn salah satu cara untuk

melatih keterampilan berbicara. Ketika menyampaikan cerpen gunakanlah kata-kata

yang efektif, sehingga pesan dalam cerpen terkomunikasikan dengan baik.

Kerjakanlah latihan di bawah ini sesuai petunjuk setiap soal!

1.

Buatlah sebuah laporan kegiatan secara lisan dan tulisan dengan kriteria berikut:

(

a) laporan ditik rapi dengan urutan pelaporan: pembuka, isi dan penutup

(b) presentasikanlah laporanmu di depan kelas!

2.

Tukarlah laporanmu dengan teman minimal 3 orang temanmu di kelas, kemudian

editlah kalimat yang tidak efektif dalam laporan temanmu itu!

3.

Bacalah penggalan cerpen berikut ini!

....

“Memang naik haji itu ongkosnya berapa, Pin?”

Pipin memandang Mak Siti dengan heran. “Ya, banyak Mak. Satu orang

bisa dua puluh lima jutaan. Tapi kata orang-orang

sih

tergantung dolarnya.”

“Dollar itu apa, pin?”

Pipin menarik nafas panjang lalu memijit hidungnya sendiri kuat-kuat.

“Udah deh, Mak. Tidur dulu. Ini sudah malam.”

“Kalau lima ratus ribu belum bisa ya, Pin. Masih lama?”

Pipin menguap panjang. “Pipin ngantuk Mak. Jangan ngomong lagi ya.”

RR

RR

R

angkumanangkuman

angkumanangkuman

angkuman

valuasi

Bab IV

Sekolah Kita

81

Mak Siti menghitung-hitung uang kertas lusuh di pangkuannya. Begitu

lama, begitu lambat. Gajinya delapan puluh ribu rupiah per bulan. Separuhnya

selalu ia kirimkan ke kampung. Ia masih punya tanggungan. Lalu sisanya

dipakai buat hidup di Jakarta. Juga ditabung.

Perempuan tua itu mengulung-gulung uang tersebut dan mengikatnya

dengan karet. Lalu dengan tangan gemetar ia masukkan ke dalam plastik

lusuh yang kemudian ia gulung-gulung lagi. Perlahan ia bangkit dan

membungkuk di depan tempat tidurnya. Urat-urat tangannya menonjol ke

luar kala ia mengangkat sebagian kasur dan meletakkan bungkusan uang itu

di bawahnya.

Perlahan pula ia kembali berbaring. Matanya yang mulai tak awas

menatap langit-langit kamar. Ia kembali melihat Ka’bah. Ia melihat orang-

orang berkerumun di depan rumah Allah dengan pakaian ihram. Mak ingin

menyentuh semua. Jari-jarinya bergerak dan tiba-tiba ia melihat kaligrafi

bertuliskan asma Allah bertuliskan tinta emas menyinari kamarnya. Begitu

cerlang, hingga ia merasa silau sesaat. Ia mendengar kembali gema suara itu.

suara yang memanggil-manggil namanya untuk datang.

Air mata Mak Siti jatuh ke atas bantal tempat kepalanya bersandar.

Rindu itu menghentak-hentakkan batinnya. Apakah umurnya masih ada, jika

kelak uangnya cukup berhaji? Mak Siti memejamkan matanya. Namun

matanya yang keriput masih dapat menangkap sosok renta di kampungnya.

Sosok yang senantiasa menunggu. Yang kini dirawat kemenakkannya. Mak

Nyai, ibu yang melahirkannya yang kini berusia lebih dari delapan puluh lima

tahun. Ibu yang berpuluh tahun memahat kerinduan yang sama dengannya.

Terngiang-ngiang lagi di telinga Mak Siti, suara yang sangat lemah itu berbisik.

“Siti..., aku ingin...ke rumah Allah....”

(Dikutip dari cerpen

Juragan Haji

dari buku kumpulan cerpen

Lelaki Kabut dan

Boneka

karya Helvy Tiana Rosa).

(a) tentukanlah nilai-nilai kehidupan dalam cerpen!

(b) apakah nilai-nilai tersebut diungkapkan pengarang secara tersirat atau tersurat?

Jelaskanlah!

4.

Ceritakanlah kembali penggalan cerpen di atas di depan kelas!

82

Asyiknya Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX

Kalimat efektif

:

k

alimat yang secara tepat mewakili pikiran pembicara atau

penulisnya. Selain itu, sebuah kalimat disebut efektif jika

mengemukakan pemikiran yang sama tepat antara pembaca

dan penulism atau antara pendengar dan pembicara.

Nilai-nilai kehidupan

:

pesan moral, ag

ama, atau etika sosial yang disampaikan

penulis cerita secara tersirat maupun tersurat melalui cerita.

Pesan tersurat

:

pesan yang dinyatakan secara tertulis oleh pengarang dalam

cerita.

Pesan tersirat

:

pesan yang dinyatakan secara tidak langsung oleh pengarang

melalui cerita.

losarium

G

RR

RR

R

efleksiefleksi

efleksiefleksi

efleksi

Banyak kegiatan di sekolah yang bisa menjadi sarana belajar bahasa. Termasuk relajar

membuat laboran kegiatan sekolah, menyunting kalimat, mengapresiasi nilai-nilai kehidupan

dalam cerpen, juga menceritakan kembali isinya. Relajar bahasa dan sastra berarti relajar

untuk mampu hidup lebih baik melalui kegiatan brevaza dan bersastra.